Upacara memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta pada Minggu (17/8) berlangsung lancar dengan cuaca cerah sepanjang hari. Namun, di balik langit yang bersih itu, ternyata ada upaya modifikasi cuaca yang dilakukan untuk mencegah potensi hujan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) selama lima hari, mulai 17 hingga 21 Agustus 2025. Tindakan ini diambil sebagai antisipasi terhadap peningkatan curah hujan yang diprediksi terjadi di pertengahan Agustus.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan bahwa OMC bertujuan untuk memitigasi cuaca buruk selama perayaan HUT RI sekaligus mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem di hari-hari berikutnya. "Berdasarkan prediksi BMKG, ada potensi kenaikan curah hujan di Jakarta pada periode tersebut," ujarnya.
Budi Harsoyo, Direktur Operasi Modifikasi Cuaca, menambahkan bahwa pada hari pertama operasi, tim memprioritaskan pencegahan hujan di sekitar Istana Merdeka dan Monas. "Kami melakukan intervensi dini terhadap awan-awan hujan yang berpotensi mengguyur Jakarta," kata Budi. Strategi ini dilakukan untuk memastikan upacara berjalan tanpa gangguan cuaca.
Fahim dari Direktorat Meteorologi Publik BMKG mengungkapkan, kondisi atmosfer di Jabodetabek masih mendukung potensi hujan. "Aktivitas MJO di Samudra Hindia serta gelombang Kelvin dan OLR negatif di Jawa Barat meningkatkan peluang hujan," jelasnya. Kelembaban udara yang tinggi dan kondisi atmosfer labil juga turut memengaruhi cuaca di wilayah tersebut.
Upaya modifikasi cuaca ini bukan kali pertama dilakukan. Teknologi semacam ini sering diterapkan untuk acara-acara besar guna memastikan kelancaran kegiatan di tengah ketidakpastian cuaca. Dengan demikian, upacara HUT RI ke-80 berhasil dilaksanakan dengan sukses, didukung oleh langit yang cerah berkat campur tangan teknologi.

0 Komentar