Keluarga almarhum Arya Daru Pangayunan, diplomat Kementerian Luar Negeri yang meninggal dunia, mengungkapkan kesedihan mendalam, terutama dari kedua anak Arya. Kehilangan mendadak sang ayah meninggalkan luka yang dalam, khususnya karena harapan akan kehidupan baru di Finlandia sirna begitu saja.
Arya Daru, sebelum meninggal, bersemangat menceritakan rencana keluarganya pindah ke Helsinki, Finlandia. Ia mendapatkan promosi jabatan setelah bertahun-tahun bekerja keras, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan. Rencana ini mencakup pendidikan terbaik bagi kedua anaknya di Finlandia, sebuah impian yang telah dipersiapkan dengan matang. Sang kakek, Subaryono, mengungkapkan bahwa Arya dan istrinya telah menjual mobil dan menyelesaikan berbagai administrasi, termasuk berpamitan dengan sekolah anak-anak mereka. Bahkan, Arya menceritakan berbagai hal menarik tentang Finlandia kepada anak-anaknya, termasuk fenomena aurora borealis.
Namun, harapan itu pupus seketika dengan kepergian Arya. Kesedihan mendalam terlihat pada kedua anak Arya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan SMP. Menurut Subaryono, anak-anaknya mengungkapkan rasa kecewa yang amat sangat dengan kalimat, "Papa PHP (pemberi harapan palsu)". Kalimat polos ini menggambarkan betapa hancurnya harapan mereka akan kehidupan baru di negeri yang telah diceritakan sang ayah dengan penuh semangat.
Kejadian ini membuat keluarga Arya sangat terpukul. Subaryono mengaku sangat terguncang dan tak kuasa membendung air mata melihat cucunya yang kehilangan harapan. Kesedihan mereka bercampur aduk dengan upaya menghibur anak-anak yang kehilangan sosok ayah sekaligus masa depan yang telah diimpikan.
0 Komentar