Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IP-CEPA) antara Indonesia dan Peru dinilai membuka peluang besar bagi ekspor produk lokal, terutama mi instan dan komoditas perikanan, ke pasar Amerika Latin. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, dalam Indonesia-Peru Business Forum 2025 di Jakarta.
Anindya menyatakan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan dari sisi perdagangan, tetapi juga menarik bagi investasi bilateral. "Dengan IP-CEPA, kemitraan ini bisa lebih besar lagi dan sangat bermanfaat bagi pelaku usaha di kedua negara," ujarnya. Dia menambahkan, Peru dapat menjadi pintu masuk bagi produk Indonesia ke Amerika Latin, sementara Indonesia berperan sebagai jembatan menuju Asia Tenggara bagi Peru.
Sektor perikanan menjadi salah satu fokus utama dalam kerja sama ini, terutama terkait ketahanan pangan. Peru dinilai memiliki teknologi akuakultur modern yang dapat dikolaborasikan dengan industri perikanan Indonesia. Selain itu, pasar ritel Peru yang kuat juga disebut sebagai peluang besar untuk produk mi instan asal Tanah Air.
Anindya juga menyoroti potensi investasi di sektor kelapa sawit serta tambang, seperti fosfat, yang sedang dikembangkan beberapa anggota Kadin di Peru. "Kami ingin ada lebih banyak investasi di sana, terutama di sektor halal, perikanan, dan pangan," jelasnya.
Kunjungan Presiden Peru, Dina Boluarte, ke Indonesia dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara semakin memperkuat komitmen ini. Sinergi ini diharapkan membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian kedua bangsa.
0 Komentar