Jumlah korban tewas akibat malnutrisi di Gaza terus bertambah, mencapai 212 orang dengan 98 korban merupakan anak-anak. Kondisi ini semakin memprihatinkan di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Hamas, yang memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Menurut laporan BBC pada Minggu (10/8), dalam 24 jam terakhir, 38 orang meninggal dan 491 lainnya terluka akibat serangan militer Israel. Sementara itu, kematian akibat kelaparan terus meningkat, dengan tambahan 11 korban baru. Situasi ini terjadi bersamaan dengan rencana Israel untuk menguasai seluruh wilayah Gaza, termasuk Kota Gaza, yang memicu kekhawatiran semakin memburuknya akses bantuan pangan dan medis.
Pemerintah Israel dilaporkan mempersiapkan puluhan ribu pasukan cadangan untuk merebut Kota Gaza, sebuah langkah yang menuai protes dari dalam negeri. Keluarga sandera yang masih ditahan Hamas turun ke jalan di Tel Aviv, menentang kebijakan yang dinilai akan membahayakan nyawa tawanan. Meski dihadapkan pada gelombang protes, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap bersikukuh dengan rencananya, meski menyatakan bahwa Israel tidak akan berperan sebagai pemerintah di Gaza.
Hamas mengecam langkah Netanyahu, menyebutnya sebagai tindakan egois yang mengorbankan nyawa sandera. "Rencana ini hanya memperlihatkan niat Netanyahu untuk memajukan agenda ideologisnya sendiri," kata kelompok tersebut dalam pernyataannya.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin dalam, dengan ribuan warga sipil terjebak dalam konflik yang tak kunjung usai. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, dengan puluhan nyawa melayang akibat gizi buruk dan minimnya akses perawatan medis.

0 Komentar