Meskipun musim kemarau telah tiba, beberapa wilayah di Indonesia masih kerap diguyur hujan lebat. Dalam agama Islam, Rasulullah saw. mengajarkan doa khusus untuk memohon agar hujan berhenti dan cuaca kembali cerah. Hal ini penting terutama ketika hujan deras berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir atau tanah longsor.
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah saw. adalah:
*“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.”*
Doa ini memohon agar hujan dialihkan ke tempat yang lebih bermanfaat, seperti pegunungan, bukit, lembah, dan daerah tumbuhnya pepohonan.
Berdasarkan prediksi BMKG, beberapa wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem mulai 19-25 Agustus 2025. Kondisi ini dipengaruhi oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memperbanyak doa sebagai ikhtiar spiritual.
Selain berdoa agar hujan reda, Rasulullah saw. juga menganjurkan umat Islam untuk memanfaatkan waktu turunnya hujan sebagai momen mustajab berdoa. Sebagaimana sabda beliau, hujan adalah salah satu waktu di mana rahmat Allah Swt. turun, sehingga doa-doa yang dipanjatkan lebih mudah dikabulkan.
Dengan memahami dan mengamalkan doa ini, diharapkan cuaca dapat segera membaik sehingga menghindarkan masyarakat dari dampak buruk hujan lebat. Selain itu, tetap menjaga kesiapan fisik dan lingkungan merupakan langkah penting dalam menghadapi cuaca ekstrem.

0 Komentar