Pasukan Israel melancarkan operasi militer di Kota Tua Nablus, Tepi Barat, pada Rabu (27/8). Operasi ini melibatkan puluhan tentara dan kendaraan lapis baja yang menyerbu sejumlah rumah dan pertokoan di kawasan tersebut, mulai pukul 03.00 waktu setempat. Saksi mata melaporkan melihat tentara Israel mengusir pasangan lansia dari salah satu rumah yang menjadi target penggerebekan.
Gubernur Nablus, Ghassan Daghlas, mengkritik keras operasi tersebut, menyebutnya sebagai "unjuk kekuatan tanpa pembenaran." Hal senada disampaikan Kepala Organisasi Bantuan Medis Palestina di Nablus, Ghassan Hamdan, yang menyatakan bahwa tujuan operasi ini adalah untuk mendirikan pos-pos militer di rumah-rumah warga yang telah disita. Hamdan menambahkan bahwa pihak Israel telah menginformasikan kepada Otoritas Palestina bahwa operasi tersebut akan berlangsung hingga sore hari.
Meskipun tidak ada angka pasti korban jiwa yang dirilis, bentrokan dilaporkan terjadi di pintu masuk Nablus ketika anak-anak muda Palestina melemparkan batu ke arah tentara Israel. Tentara Israel membalas dengan menembakkan gas air mata dan peluru tajam. Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan adanya sejumlah korban luka, meskipun tidak disebabkan oleh tembakan.
Kota Tua Nablus memang telah menjadi lokasi operasi militer Israel berulang kali, termasuk pada tahun 2022 dan 2023 yang menargetkan kelompok pejuang lokal bersenjata. Insiden ini merupakan bagian dari konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel sejak tahun 1967. Konflik ini telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di kedua belah pihak, dengan angka kematian yang terus meningkat. Otoritas Palestina melaporkan sedikitnya 972 korban tewas di Tepi Barat sejak awal perang Gaza, sementara Israel melaporkan 36 warga negaranya tewas dalam periode yang sama.

0 Komentar