Setiap rapat di Gedung DPR RI, anggota dewan biasanya mendapatkan kotak snack berisi jajanan pasar, roti, buah, dan air minum kemasan. Namun, tak jarang makanan tersebut tak habis dimakan atau dibawa pulang, sehingga tersisa di meja rapat. Alih-alih dibiarkan terbuang, petugas kebersihan mengumpulkan sisa-sisa snack itu untuk dibagikan kepada rekan-rekan mereka.
"Saya bagi-bagi ke teman-teman. Daripada mubazir, lebih baik dibagikan," tutur salah seorang petugas kebersihan di Komisi VIII DPR setelah rapat usai pada Kamis (21/8/2025). Ia menjelaskan, dalam satu rapat, bisa terkumpul satu kantong plastik penuh sisa snack. Makanan tersebut kemudian dinikmati bersama-sama oleh para petugas sebagai camilan atau bahkan pengganti makan siang.
Tak semua petugas kebersihan memiliki akses langsung ke ruang rapat. Namun, mereka tetap bisa menikmati snack tersebut berkat pembagian dari rekan yang bertugas membersihkan area tersebut. "Biasanya dibagi teman buat nyemil. Jadi nggak perlu beli makan siang," ujar seorang petugas yang bertugas di lobi.
Ketua DPR Puan Maharani sebelumnya telah mengimbau agar snack yang disediakan dihabiskan untuk menghindari pemborosan. Ia juga meminta kesekretariatan DPR tidak berlebihan dalam menyediakan makanan rapat. "Snack seharusnya disesuaikan kebutuhan, tidak perlu berlebihan," tegas Puan.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPR Habiburokhman menilai pergantian snack dalam setiap rapat tidak efisien. "Anggota banyak yang tidak makan snack itu. Lebih baik hanya sediakan air putih," sarannya. Ia menekankan, efisiensi anggaran bisa dilakukan dengan mengurangi penyediaan snack yang kerap terbuang sia-sia.
Kisah petugas kebersihan ini menyoroti fenomena pemborosan di lingkup parlemen sekaligus menghangatkan rasa kebersamaan di antara para pekerja yang memanfaatkan sisa makanan dengan bijak.

0 Komentar