Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Lele Laila Tiap Tulis Skenario Horor: Perempuan Gak Boleh Hanya Jadi Setan

Laila Nurazizah, atau yang lebih dikenal sebagai Lele Laila, telah menjadi salah satu nama besar di industri perfilman Indonesia, khususnya dalam genre horor. Karyanya, seperti waralaba *Danur* dan *KKN di Desa Penari*, telah sukses memikat penonton. Namun, di balik kesuksesannya, Lele menyadari bahwa genre horor sering kali mendapat cap negatif karena dinilai terlalu repetitif dan kurang inovatif.

"Horor sekarang sangat banyak. Ada yang berakhir bahagia, ada yang sedih. Justru karena itu, genre ini sering dianggap buruk karena terlalu berlebihan. Ada saatnya aku merasa bosan dengan cerita hantu-hantuan ini," ujar Lele dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).

Namun, rasa bosan itu justru mengantarkannya pada eksplorasi cerita yang lebih dalam. Bagi Lele, horor bukan sekadar sarana menakut-nakuti penonton, melainkan juga medium untuk menyampaikan kisah-kisah manusiawi. "Genre ini seperti selimut bagi saya untuk membungkus berbagai isu. Rasa takut adalah sesuatu yang universal, dan saya ingin menggali lebih dari sekadar ketakutan fisik," jelasnya.

Salah satu ciri khas dalam karya Lele adalah kuatnya peran perempuan. Ia kerap menjadikan perempuan sebagai penggerak cerita, bukan sekadar korban atau sumber teror. "Aku tidak menyadari hal itu sampai akhirnya melihat pola dalam karya-karyaku. Perempuan selalu menjadi pusat cerita, dan itu adalah signature yang muncul tanpa aku rencanakan," ungkapnya.

Lele sempat geram ketika ada yang meragukan nilai feminisme dalam karyanya. "Pernah ada yang bilang, 'Lele Laila filmmaker yang tidak feminis.' Aku marah besar karena justru itu adalah ciri khasku," tegasnya. Baginya, perempuan dalam film horor tidak boleh sekadar dijadikan hantu atau objek penderitaan.

Sebagai contoh, dalam film *Mama: Pesan dari Neraka*, Lele tidak hanya menyuguhkan ketakutan supranatural, tetapi juga mengeksplorasi ketakutan emosional seorang anak yang kehilangan ibunya. "Aku lebih tertarik pada ketakutan yang manusiawi, seperti rasa kehilangan dan penyesalan," tuturnya.

Melalui pendekatan ini, Lele Laila berhasil membawa genre horor ke level yang lebih bermakna, sekaligus memberikan ruang bagi perempuan untuk hadir dengan peran yang lebih kompleks.

Posting Komentar

0 Komentar