Orang tua yang cenderung memanjakan anak tanpa menetapkan batasan atau aturan yang jelas biasanya menerapkan pola asuh permisif. Pola pengasuhan ini ditandai dengan kebebasan berlebihan yang diberikan kepada anak, tanpa banyak teguran atau konsekuensi atas tindakan mereka.
Meskipun sekilas terlihat menyenangkan bagi anak, pola asuh permisif dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan perilaku dan tanggung jawab mereka dalam jangka panjang. Anak yang tumbuh dalam pola asuh ini sering kali kesulitan memahami norma sosial karena kurangnya pembatasan yang konsisten dari orang tua.
Menurut buku *Anak Unggul Berotak Prima* oleh Tony dkk. (2002), pola asuh adalah cara keluarga membentuk perilaku generasi berikutnya. Pola asuh yang ideal seharusnya sejalan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Namun, dalam pola asuh permisif, orang tua lebih memilih menjadi teman bagi anak daripada figur otoritas, sehingga mereka cenderung menghindari konfrontasi dan jarang menetapkan konsekuensi.
Akibatnya, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif berisiko mengembangkan sikap pemberontak, sulit diatur, dan kurang mandiri. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri saat dewasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyeimbangkan kasih sayang dengan penerapan aturan yang jelas agar anak tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

0 Komentar