Sejumlah besar bendera St. George dan Union Jack menghiasi jalan-jalan di Inggris, memicu pertanyaan tentang makna dan implikasi fenomena ini. Dari Birmingham hingga ke kota-kota lain seperti Worcester, Bradford, dan Norwich, pemandangan ini telah menjadi pusat perhatian.
Awalnya muncul di Weoley Castle, Birmingham, pada pertengahan Juli, pemasangan bendera ini dipicu oleh insiden seorang gadis berusia 12 tahun yang dilarang berpidato tentang kebangsaan Inggris di sekolahnya karena mengenakan gaun bertema Union Jack. Insiden tersebut memicu terbentuknya kelompok bernama Weoley Warriors, yang secara aktif memasang bendera dan mengumpulkan dana melalui platform daring, mengumpulkan hampir £14.000 untuk membeli bendera, tiang, dan tali pengikat.
Weoley Warriors menggambarkan diri mereka sebagai kelompok pria Inggris yang bangga, bertujuan untuk menunjukkan patriotisme dan memberikan harapan kepada masyarakat lokal. Namun, keterkaitannya dengan "Operation Raise the Colours," sebuah kelompok yang diduga menerima donasi dari organisasi sayap kanan Britain First, memunculkan kekhawatiran. Kelompok lain juga ikut serta, menyebarkan bendera di berbagai lokasi, termasuk di dekat hotel penampungan pencari suaka yang menjadi sasaran protes.
Reaksi masyarakat beragam. Sebagian melihatnya sebagai ekspresi patriotisme dan kebanggaan sipil, sementara yang lain mengaitkannya dengan sentimen anti-imigran dan xenofobia. Beberapa warga bahkan merasa terintimidasi oleh jumlah bendera yang banyak. Perdebatan pun muncul tentang penggunaan bendera St. George dan Union Jack, yang selama bertahun-tahun telah dikaitkan dengan gerakan nasionalis dan sayap kanan.
Para ahli sosiologi berpendapat bahwa pemasangan bendera tersebut mencerminkan perasaan terabaikan dan terpinggirkan di tengah situasi ekonomi dan politik yang bergejolak. Ketidakpastian ekonomi dan kenaikan pajak yang akan datang mungkin juga berkontribusi pada rasa frustrasi dan keinginan untuk menarik perhatian.
Pemerintah daerah juga terbagi dalam menanggapi fenomena ini. Beberapa pihak berwenang telah mencabut bendera tersebut dengan alasan keselamatan, sementara yang lain mendukungnya sebagai bentuk ekspresi patriotisme. Perdebatan ini semakin memanas, bahkan melibatkan para pemimpin politik dari berbagai partai. Polisi juga turut terlibat dalam penyelidikan atas kasus-kasus vandalisme yang melibatkan pengecatan lambang bendera di jalan raya.
Pertanyaannya kini, apakah fenomena ini akan menjadi pemandangan permanen di jalan-jalan Inggris, atau hanya sebuah ekspresi sementara dari rasa frustrasi dan kebingungan di tengah iklim sosial dan politik yang kompleks? Waktu yang akan menjawabnya.

0 Komentar